Kamis, 06 Januari 2011

Kebudayaan Internasional


Alvin Tofler dalam gelombang budayanya menyebutkan tahap perubahan tingkat budaya suatu masyarakat, yaitu:
a.      Agriculture, bercirikan sebagai kehidupan masyarakat petani yang hidup dar
       yang subur sehingga hanya sedikit masalah yang harus dipecahkannya.
b. Industri,   semakin banyaknya populasi dan semakin berkurangnya sumber daya alam yang ada sangat mempengaruhi daya kreatifitas manusia untuk memecahkan masalah kebutuhan fiilnya, sehingga berkembangnya industri dalam rangka memaksimalkan pengolahan sumber daya alam yang ada. Dalam kondisi ini manusia menjadi semakin individual karena saling berebut alat pemuas kebutuhannya.
c. Informasi,  Semakin bertambahnya populasi manusia, semakin sedikit pula sumber daya yang tersedia menyebabkan kelompok masyarakat harus mencari sumber dari wilayah kelompok masyarakat yang lain. Keadaan inilah yang menyebabkan manusia saling berlomba mencari dan bertukar informasi tentang sumber pemenuhan kebutuhannya.
d. Demokratisasi/Internasionalisasi, adalah tahap kesadaran manusia sebagai makhluk sosial yang hidupnya sangat tergantung pada manusia yang lain dalam rangka pemenuhan kebutuhannya, maka batas kelompok masyarakat sudah sangat meluas keseluruh penjuru dunia, pertukaran informasi berubah menjadi proses kerjasama saling menguntungkan dari setiap manusia maupun kelompok masyarakat. Masyarakat tidak lagi terikat dalam satu kelompok masyarakat diwilayah tertentu, karena kelompok baru yang terbentuk bukan berdasarkan batas wilayah yang ada, tetapi pada kesamaan kepentingan.
Kebutuhan manusia yang harus dipenuhi menurut Maslow dibagi menjadi lima, yaitu: kebutuhan fiil (dasar), yang apabila telah terlampaui akan merambah ke kebutuhan lain yaitu rasa aman, kebutuhan akan kehidupan sosial, kebutuhan atas penghargaan, sampai pada kebutuhan akan realisasi diri.
Ternyata kebutuhan manusia sangatlah tidak terbatas, manusia tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah didapatnya. Adanya faktor psikologis Id yang menyeruak dari alam bawah sadar manusia. Adanya system nilai etika maupun norma dalam kehidupan bermasyarakat yang harus dipatuhi mengakibatkan manusia mengalami konflik intern dalam dirinya maupun ekstern dengan manusia yang lain.Terkait dengan adanya konflik itulah maka manusia harus memilih antara sikap(a) bebas nilai, atau  (b) tidak bebas nilai dan terikat pada nilai moral tertentu.Bebas nilai artinya harus melepaskan diri dari aturan nilai moral atau etika tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhannya secara individual dan berpaham liberalisme. Sedangkan yang tidak bebas nilai dan terikat pada nilai moral tertentu, cenderung lebih kooperatif pada masyarakat dan lingkungannya, karena mendasarkan kerjasama untuk saling melengkapi kebutuhannya dan berpaham sosialisme.Perbedaan dalam menyikapi nilai untuk memenuhi kebutuhannya inilah yang mengakibatkan perbedaan pula dalam pola pendekatan dibidang ekonomi, sosial-kultural, politik, pendidikan, human relationpublic relation dan lain-lain. Adanya penyikapan baik dari sudut pandang barat maupun dari sudut pandang timur mengakibatkan pula adanya dua jenis penyikapan, yaitu   (1)  bertindak ekstrim menolak perubahan budaya sehingga muncullah segmentasi budaya timur tradisional dan budaya barat tradisional, (2)menerima pencampuran budaya timur dan barat sehingga menghasilkan budaya baru, yaitu kebudayaan internasional.
Adanya penerimaan terhadap pencampuran budaya inilah yang mengakibatkan terjadinya pergeseran nilai dalam sikap manusia, yaitu:
a.    akibat tidak ramahnya alam, maka manusia dengan budaya internasionalnya akan cenderung sangat individual, tetapi dalam mencapai keinginannya harus mampu memanfaatkan kehidupan sosial yang  ada,
b.    adanya percampuran alam pikir mistis dari timur dengan alam pikir rasionaldari alam pikir barat. Akibat adanya proses pendidikan maka sisi rasional manusia  timur makin meningkat, sedangkan semakin banyaknya masalah yang tak sanggup dipecahkan oleh akal, maka manusia barat sampai pada titik pencarian sandaran pada kekuatan yang irasional dalam usaha memecahkan masalahnya (berpola mistis). Dalam hal ini muncullah kesadaran dari pandangan timur modern yang merasakan pentingnya sisi logika-rasional dalam mengambil keputusan dan tindakan, sedangkan dunia barat modern telah mencapai satu titik puncak ketidakmampuan memecahkan suatu masalah, dan hal itu dikarenakan ketidakmampuan mereka mengelola tekanan yang dialami, setelah mengadakan beberapa penelitian, maka cara yang terbaik untuk mengelola tekanan yang adalah dengan pengendalian sisi spiritual (mistis) untuk mencapai ketenangan sehingga mampu memecahkan masalahnya.
c.    tidak ada batas wilayah berkaitan dengan kelompok masyarakat. Yang muncul adalah masyarakat tanpa negara, tetapi kesatuan dan kerjasama bersandarkan pada kesamaan untuk saling memenuhi kebutuhan dan kesamaan sudut pandangnya. Sehingga terjadilah sintesa dari sisi individual liberalis dengan sosialis yaitu individual-sosialis, dalam arti kehidupan sosial sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan individual, apabila lingkungan kerjasama sosial sudah tidak menguntungkan kepentingannya maka ia akan beralih mencari kelompok lain yang mau dan mampu bekerjasama dengannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar